6 Cara Mencegah Keguguran Berdasarkan Penyebabnya Pada Bumil
Bagi pasangan yang menunggu bayi mereka, keguguran, tentu saja, merupakan warna gelap yang tidak diinginkan. Keguguran paling sering terjadi pada wanita hamil. Sekitar 15-20 persen wanita yang tidak memiliki rahim berisiko mengalami keguguran.
Keguguran sendiri sebenarnya adalah istilah yang menggambarkan janin yang keluar dari rahim. Biasanya keguguran terjadi saat usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Saat seorang wanita mengalami keguguran, gejala utama yang harus diwaspadai adalah pendarahan yang disertai nyeri / kram pada perut bagian bawah. Selain itu, sering terjadi sekresi dari vagina.
Pada trimester pertama kehamilan, wajar jika terjadi perdarahan ringan, dan tidak semua perdarahan selalu merupakan tanda keguguran. Namun, jika pendarahan berlanjut, sebaiknya segera hubungi dokter untuk penelitian lebih lanjut tentang kesehatan janin di dalam kandungan.
Cara mencegah keguguran berdasarkan penyebabnya
Keguguran bisa terjadi karena berbagai sebab, mulai dari kelainan kromosom hingga berat badan kurang dari ideal. Untuk mencegah terjadinya keguguran, tentunya setiap ibu hamil harus mewaspadai berbagai penyebab keguguran untuk menguranginya. Berikut beberapa cara yang harus Anda ketahui untuk mencegah keguguran:
1. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom adalah penyebab utama keguguran pada wanita hamil. Sebuah studi di University of Mississippi Medical Center melaporkan bahwa keguguran karena kelainan kromosom mencapai sekitar 60% dari semua keguguran.
Kromosom adalah struktur kecil di dalam sel yang membawa gen. Janin akan menerima 23 kromosom dari sel telur ibu dan 23 kromosom dari sel sperma ayah. Jika fusi ini gagal, yang terjadi adalah kelainan kromosom yang menyebabkan keguguran.
Tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk mencegah hal ini. Namun jika sebelumnya terjadi, sebaiknya periksakan terlebih dahulu untuk dilakukan tes kromosom agar tidak terulang kembali pada kehamilan berikutnya.
2. Usia wanita hamil
Usia calon ibu sangat mempengaruhi risiko keguguran pada trimester pertama kehamilan. Ini karena seiring bertambahnya usia wanita hamil, kemungkinan berkembangnya sel telur yang tidak normal juga meningkat. Berbagai penelitian telah meneliti hubungan antara usia dan risiko keguguran, seperti yang dilakukan oleh Advanced Fertility Center di Chicago.
Dalam penelitian tersebut, jika seorang wanita di bawah 35 menjadi hamil, terdapat 15% risiko keguguran karena usia. Risikonya meningkat menjadi 29 persen pada usia 35-40 tahun. Risikonya akan meningkat secara dramatis, mencapai lebih dari 60 persen pada usia 40-44, dan jauh lebih tinggi dari usia ini.
3. Kondisi fisik wanita hamil
Kondisi fisik wanita hamil, seperti masalah pada plasenta, rahim yang lemah, atau lainnya, dapat menyebabkan keguguran. Plasenta, atau tali pusat, merupakan saluran yang menghubungkan tubuh ibu dengan janin, untuk menunjang berbagai kebutuhan janin, termasuk oksigen dan nutrisi. Berbagai masalah dapat terjadi sehingga menyebabkan kelainan pada plasenta. Misalnya, plasenta previa (perdarahan akibat pertumbuhan plasenta terlalu lama dan dekat dengan bukaan rahim), plasenta akreta (jika plasenta menempel terlalu dalam ke rahim), hingga bakteri yang dapat menginfeksi plasenta.
4. Penyakit bawaan pada wanita hamil
Berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, gangguan ginjal, dan lupus dapat meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil. Wanita hamil penderita diabetes biasanya akan memiliki banyak cairan ketuban.
Pencegahan: Bagi ibu hamil penderita diabetes sebaiknya pantau gula darah secara rutin agar dapat lebih mengatur jumlah makanan yang dibutuhkan agar tidak segera menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Obat yang diminum untuk diabetes oleh ibu hamil wanita juga harus dihindari. Dari situ, gunakan hanya suntikan insulin yang paling aman. Selain itu, jaga selalu asupan makanan sesuai diet diabetes agar kadar gula Anda tetap terjaga.
5. Gaya hidup yang tidak sehat
Gaya hidup tidak sehat termasuk merokok, konsumsi alkohol, minuman keras atau obat-obatan terlarang tentunya sangat berbahaya bagi janin. Melalui konsumsi zat beracun, aliran darah juga terisi dengan zat ini, dan karena ibu melekat pada janin, janin yang baru berkembang dapat mengalami keterlambatan perkembangan atau keracunan dan akhirnya keguguran.
Pencegahan: berhenti merokok atau minum alkohol selama kehamilan. Mengalihkan perhatian dengan mengonsumsi makanan atau minuman lain yang lebih aman bagi janin. Juga hindari minum terlalu banyak kafein, karena kafein dapat menyebabkan detak jantung lebih cepat dan tekanan darah meningkat, yang meningkatkan risiko keguguran.
6. Obesitas dan penurunan berat badan
Berat badan yang kurang dari ideal juga berpengaruh signifikan terhadap risiko wanita mengalami keguguran. Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Newcastle di Inggris menemukan bahwa wanita hamil yang mengalami obesitas dua kali lebih mungkin mengalami keguguran, terutama mereka yang memiliki BMI di atas 30.
Salah satu penyebab tingginya risiko ini adalah preeklamsia, yaitu tekanan darah tinggi dan tingginya kadar protein dalam urin yang dialami oleh ibu hamil yang mengalami obesitas. Studi lain oleh Rumah Sakit St Mary, London menemukan bahwa risiko keguguran adalah 73% jika sang ibu mengalami obesitas.
Pencegahan: Tidaklah bijaksana untuk mengikuti pola makan saat wanita yang mengalami obesitas sedang hamil. Sebaliknya, pertimbangkan untuk mengambil nasihat nutrisi yang diperlukan, olahraga ringan, dan diskusi dengan dokter kandungan Anda.
Inilah berbagai penyebab dan cara mencegah keguguran. Setiap ibu harus mengetahui bagaimana cara merawat tubuh dan kandungannya serta merawatnya sebelum janin menempati dan setelah janin mulai tumbuh, agar pertumbuhannya berlanjut dengan lancar hingga saat kelahiran.
0Komentar